Menciptakan kendaraan angkutan barang yang berkeselamatan, sesuai spesifikasi dan lalu lintas tertib serta aman merupakan tugas bersama antara pemerintah dan pengusaha angkutan barang. Pemerintah melalui Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XI Jawa Timur bersama perusahaan karoseri di Kota Surabaya terus gencar sosialisasi terhadap kendaraan ocer dimensi dan over loading (ODOL) .
Kepala BPTD Wilayah XI Jawa Timur, Tonny Agus Setiono mengatakan dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan. Kendaraan yang over dimensi pasti berpotensi over loading atau kelebihan muatan sehingga perusahan karoseri menjadi sasaran sosialisasi BPTD Wilayah XI Jawa Timur.
“Kami (BPTD Wilayah XI Jawa Timur) terus sosialisasi untuk pencapaian target zero odol tahun 2023 nanti. Strategi yang akan dilaksanakan Kementerian Perhubungan, yakni memberikan edukasi kepada penyelenggara transportasi dan juga perusahaan karoseri. Serta penegakan hukum Seperti unit penimbangan kendaraan maupun di jalan,” katanya kepada Aptrindo Surabaya disela-sela kegiatan normalisasi di PT Lookman Djaja Logistics di Raya Sememi No.242, Surabaya, Senin (7/6/2021) pagi.
Tonny menambahkan sosialisasi zero odol tahun 2023 mendatang sebagai bentuk aksi keprihatinan terhadap maraknya pelanggaran muatan dan dimensi kendaraan angkutan barang di jalan raya yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan maupun kerusakan jalan.
“Dibutuhkan juga kesadaran pemilik maupun pengusaha angkutan barang agar secara mandiri untuk memotong kendaraannya sendiri dengan menyesuaikan aturan yang ada,” tegasnya.
Tonny juga mengapresiasi kepada PT Lookman Djaja Logistics atas inisiatif da mandiri melakukan pemotongan bak truk yang ukurannya melebihi ketentuan.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada PT Lookman Djaja atas kesadarannya memotong bak truknya. Dan diharapkan anggota Aptrindo lainnya mengikuti jejak Pal Lookman untuk secara mandiri melakukan normalisasi dan tidak muat overload,” pungkasnya. ( ari/aptrindo_sby)