Surabaya – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Surabaya membeberkan fakta-fakta terkait dengan penyebab kemacetan yang dialami pengusaha dan pengemudi truk di Raya Greges (Tambak Langon – Raya Greges), Surabaya Jawa Timur.
Ketua DPC APTRINDO Surabaya, Putra Lingga Tan mengatakan hampir setiap hari truk trailer berjejer di pinggir jalan Raya Greges. Kondisi tersebut berdampak kemacetan jalan utama menuju Raya Kalianak dan Raya Margomulyo.
“Truk trailer yang antri mau masuk ke sejumlah Depo yang berada di pinggir jalan Raya Greges untuk mengambil atau kembalikan kontainer kosong”, kata Putra Lingga, Kamis (30/9/2021).
Putra Lingga menuturkan lokasi depo yang menjadi satu dalam kawasan menjadi hal yang sering menimbulkan permasalahan. Selanjutnya, jalan menuju kawasan depo yang kurang memadai. Menurutnya, perusahan pelayaran besar semestinya dapat memilih atau menggunakan depo, dengan setidaknya minimal dua depo dilaksanakan di lokasi berbeda.
Selain hal-hal di atas, Putra Lingga pun mengungkapkan luas lokasi usaha depo di kawasan Greges tersebut lebih dari 5.000 m². Sayangnya, salah satu persyaratan teknis tersebut tidak diikuti dengan persyaratan lainnya, yakni memiliki peralatan paling sedikit 1 (satu) unit reach stacker, 1 (satu) unit top loader, 1 (satu) unit side loader, 1 (satu) unit forklift; dan Fasilitas perbaikan dan perawatan petikemas yang memenuhi persyaratan.
“Contoh depo G-Fortune yang luasannya sekitar 36.650 m² tapi hanya punya 2 (dua) reach straker. Alhasil bikin macet dan diperparah dengan waktu yang bersamaan kontainer masuk dan keluar depo,”
Putra Lingga minta semua stakeholder, khususnya dalam perizinan usaha pengusahaan depo petikemas untuk dikaji ulang terkait administrasi dan persyaratan teknisnya.
“Persetujuan studi lingkungan dari instasi pemerintah kota Surabaya dan pemerintah provinsi Jatim, termasuk di dalamnya kajian lalu lintasnya,” pintanya.
Selain itu, Putra Lingga juga meminta Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jatim melakukan survei dan mapping di kawasan tersebut yang kerap dikeluhkan oleh pengusaha dan para sopir trailer.
“Dengan demikian pihak kepolisian segera mengatasi permasalahan kemacetan yang tidak hanya merugikan pengusaha dari sisi waktu dan biaya tapi hilangnya nyawa anak bangsa akibat kecelakaan lalu lintas,” tegasnya. (ari/aptrindo_sby)