Kelancaran arus barang dari dan ke pelabuhan di Tanjung Priok sangat menjadi perhatian pemerintah (regulator), opetor terminal, maupun stakeholders terkait lain di pelabuhan tersibuk di Indonesia ini.

Namun, meski dimasa Pandemi covid-19, masih saja sering terlihat kemacetan di beberapa tempat, dan hal itu berdampak terhadap kelancaran lalu lintas barang di pelabuhan, bahkan bisa menimbulkan high cost logistik. Misalnya, macet yang setiap hari mengular di Jalan Raya Cakung, Jakarta Utara. Hanya jarak 1/2 kilo meter bisa ditempuh satu jam lebih.

Penyebab kemacetan di wilayah tersebut karena banyak depo petikemas, dan salah satunua G Fortune.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Petikemas Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengaku pihaknya sangat dirugikan akibat kemacetan tersebut. Mestinya, kalau lancar, dari Pelabuhan Priok ke depo di wilayah Cakung bisa angkut atau ambil kontainer minimal dua kali, ini hanya sekali.

Belum lagi BBM jadi membengkak karena macet tadi. Karena itu, Aptrindo minta pemerintah diminta meninjau kembali ijin perusahaan terhadap kelayakan perusahaan bersangkutan.

“Depo-depo yang fasilitasnya minim. Alat yang kurang, ruang parkir yang tidak memadai, prinsipnya depo yang tidak professional. Pemerintah mesti tinjau izin pershaan terhadap kelayakan perusahaan tersebut,” kata Gemilang Tarigan saat dikonfirmasi Ocean Week, Jumat pagi (14/8) ini.

Gemilang juga minta kalau depo G Fortune sebagai salah satu penyebab kemacetan, pemerintah yang berwenang mesti memberi peringatan serta melakukan tindakan.

‘Kami minta para pengelola depo petikemas di wikayah Cakung berbenah lah, ASDEKI sebagai induk organisasi depo juga mesti menertibkan anggotanya,” ungkapnya.

Ocean Week yang setiap hari lewat tol JORR selalu disuguhi pemandangan macet di jl raya Cakung setiap hari. Antrean truk petikemas dan kendaraan pribadi, plus motor tampak mengular panjang setiap hari.

Pada Kamis kemarin (13/8), ocean week mencoba melalui jalan raya Cakung dari Tanjung Priok untuk menuju Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Cakung. Perlu waktu satu jam lebih, hanya untuk jarak tak labuh dari satu kilo meter, itupun jarak dari perempatan arah menuju ke Marunda, tak jauh dari pintu masuk tol I Cakung.

Dari pengamatan, kemacetan itu antara lain karena di sepanjang jalan raya Cakung, banyak depo petikemas dan tempat usaha lain. Truk pengangkut petikemas keluar masuk dari dan ke depo.

Salah satu penyumbang kemacetan adalah depo G. Fortune yang cukup ramai dengan keluar masuk truk petikemas.

Hal ini sebenarnya sudah banyak dikeluhkan masyarakat, namun sayang aparat berwenang belum melakukan penertiban.

Sardi, salah seorang sopir truk petikemas mengaku kehilangan waktu jika harus mengirim kontainer ke depo itu, karena macet.

Macet di wilayah ini juga dikeluhkan pekerja di KBN. “Waktu pulang dari sini (KBN) menuju pintu tol II bisa satu jam, itu karena di depo G Fortune, truk-truk yang keluar masuk nganter, sehingga mobil pribadi maupun mobil jemputan pekerja jadi terdampak macet,” ujar Hendra, menanggapi macet di Jl. Raya Cakung tersebut.

Dia berharap kemacetan tersebut dapat segera diatasi oleh pihak berwenang.

Ketika tudingan kemacetan tersebut dialamatkan adanya depo G Fortune, Ocean Week mencoba menghubungi salah satu pengelolanya yakni William melalui WhatsApp nya.

Namun hingga tulisan ini dirilis, William belum memberi jawaban.

Tapi beberapa waktu kemudian, William menjawab bahwa dia sudah tidak bekerja di depo G. Fortune lagi.

Sementara itu, Ocean Week juga mencoba meminta tanggapan H. Muslan (Ketua Umum DPP ASDEKI) mengenai kemacetan di wilayah Cakung tersebut.

Muslan pun mengaku prihatin akan macet di wilayah itu yang terjadi setiap hari. “Memang macet disini cukup memprihatinkan, karena bisa berdampak pada kelancaran arus barang dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok. Akibatnya bisa high cost logistik,” kata Muslan menjawab Ocean Week.

Menanggapi permintaan Aptrindo agar ASDEKI menertibkan depo-depo anggotanya yang turut menyumbang kemacetan, Muslan menyatakan sudah meminta anggotanya untuk melakukan evaluasi. “Kami sebagai asosiasi sudah minta kepada anggota, agar memperhatikan masalah-masalah tersebut,” ungkapnya.

Dia pun berharap pemerintah bisa menertibkan usaha-usaha depo yang tak sesuai dengan aturan pemerintah.

KANTOR PUSAT
GRAHA APTRINDO
Jl. Raya Sulawesi No.23
Tanjung Priok, Jakarta Utara 14310
Telp : 02143900464 / Fax : 02143900465
Lihat Peta
LAINNYA
LEGALITAS
Asosiasi berbadan hukum resmi terdaftar di KEMENKUMHAM berdasarkan SK AHU-00667.60.10.2014
Hak Cipta © 2024 Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia
magnifiercrosschevron-upchevron-down